Diberdayakan oleh Blogger.

Warga Protes Tutup Akses Jalan Menuju Tambang

Minggu, 16 Februari 2014


Rembang (Wartamerdeka.com)
Kondisi curah hujan yang tinggi beberapa pekan lalu mengguyur wilayah Kabupaten Rembang membuat akses jalan disejumlah  Desa menjadi rusak dan becek.  Terlebih infrastuktur  saluran (draenase ) belum terbangun  hal itu tentunya membuat warga berharap baik kepada pemerintah Desa maupun Pemkab  segera membangun. Namun sayang terkadang harapan warga itu terkesan diabaikan.

Sepereti halnya  apa yang terjadi di Desa Terjan Kecamatan Kragan. Akibat tidak terealisainya tuntutan warga agar pihak terkait  memperbaiki  dan membangunan jalan desa sepanjang kurang lebih 200 meter, sejumlah  warga  Desa  Minggu (16/2) melakukan aksi protes dengan cara menutup akses jalan bagian utara Desa. Dalam aksi protes  itu warga mempertanyakan pengelolaan keuangan Desa yang bersumber dari APBD dan dari kontribusi oleh sejumlah Penambang yang nilainya sangat fantastis . Namun warga menilai  masih ada akses jalan dan sistem saluran air  yang belum di bangun  





Kendati warga telah melakukan  protes beberapa hari, akan tetapi hingga kini pihak terkait dalam hal ini Kepala Desa setempat tidak mampu meredam aksi  hingga akhirnya aksi itu menghambat perputaran ekonomi.karyawan penambang 

Merasa tidak diperhatikan  akhirnya warga menggelaraksi protes menutup paksa ses jalan tambang. Beberapa armada truk pengangkut tambang terganjal masuk. Penutupan itu akan terus dilakukan jika tuntutan  warga  yang terkena dampak tidak segera dikabulkan. Wargapun bersikukuh tidak akan membuka akses jalan itu, sebelum permintaan mereka dikabulkan.

“Permintaan warga agar para penambang melakukan perbaikan jalan yang di lewati truk. Kalau jalan dibangun yang untung bukan hanya warga yang terkena dampak, para penambang juga diuntungkan karena kendaraan dan ban juga awet,” kata Hasan Suhadak salah satu warga Desa Terjan,  pemerhati lingkungan.
Sementara, warga lain Lasmuri, Dia menuding pihak penambang tidak memperhatikan permintaanwarga. Semisal jika terjadi kerusakan lingkungan akibat aktivitas penambangan saling lempar tanggungjawab antara penambang dengan pihak pemerintah desa.

“Warga sini  yang menerima dampak langsung adanya lalu lalang kendaraan armada truk bagian utara desa Terjan  Selama ini pun warga tidak pernah tahu berapa besarnya jumlah kontribusi dari penambang kepihak  pemerintahan  desa karena pihak desa terkesant ertutup penggunaannya,” tegasnya Lasmuri.

Beberapa warga sekitar mengatakan peninggian jalan dilakukan sejak 3 tahun lalu. Wargapun mengaku sebelum ada peninggian jalan rumahnya aman dari banjir. Namun kali  ini jika turun hujan rumah mereka kebanjiran.
“Sejak 3 tahunlalurumah kami kenabanjir, akantetapibelumadabentuansepersenpun yang kami terimaselamaini,” kata Karnisalahsatuwarga yang terkenadampakbanjir.
Tokoh masyarakat DesaTerjan Darsikin (64)mengatakan  bahwa aksipenutupan jalan tuntutan warga dikarenaka nmasyaraka tbanyak yang belum tahu jika penambang tidak memberikan kontribusi kepemerintahan desa.Kerena menurut sepengetahuaannya ada kontribusi kedesa diperkirakan hampir Rp 120 juta setiap tahunnya.

“Setahu saya dari pihak penambang sudah memberikan kontribusi kepemerintahan desa sudah lebih dari cukup. Tetapi pengelolaan dana di pertanyakan warga termasuk pertanggungjawaban dari pihak desa. Untukmenyakinkan warga pihak pemerintahan desa harus segera memberikan pertanggungjawaban keuangan agar warga tidak penasaran. Seharusnya desa itu harus membentuk kepanitiaan tersendiri agar lebih mandiri pengelolaannya,” tegas Darsikin.

Darsikin , menambahkan bahwa dirinya yaqin bahwa para pengusaha tambang sudah berhasil memberikan sejumlah bantuan, termasuk bantuan untuk pembangunan tempat ibadah maupun acara tahunan seperti sedekah bumi desa yang bersumber dari para penambang.
“Warga tidak menolak adanya aktivitas penambangan, hanya saja dari pihak desa diminta segera menyampaikan pertanggungjawaban keuangan secepatnya,” katanya.

Darsikin justru mendukung adanya aktivitas tambang didearahnya bahkan investor harus diberi kemudahan perijinan. Artinya semakin banyak penambang beban perbaikan jalan yang rusak bisa dibiayai bersama-sama, agar tuntutan warga segera terealisasi.

Terpisah, pengurus paguyuban tambang tras Muhammad Ali menyatakan, bahwa dari pihak desa sudah memenuhi kewajibannya untuk memberikan kontribusi ke kas desa Terjan. Untuk pengecoran jalan yang ada di sekitar utara desa Terjan mereka siap untuk memperbaiki akses jalan tetapi masih menghitung dana untuk perbaikan.

“Penambang sudah memberikan dana sebesar 10 juta ke kas desa. Untuk kegunaan dana itu bukan kewenangan kami tetapi kewenangan desa. Selama ini kamipun sudah memenuhi kewajiban. Sedangkan pengambilan dana akhir-akhir ini diambil seorang perangkat desa asal dukuh Tretes desa Terjan,” tandasnya. (Sutrisno/San)

Share this article on :

0 komentar :

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 HIPSI REMBANG All Rights Reserved.
Template Design by kang toebz | Published by Templates | Powered by Blogger.com .