Diberdayakan oleh Blogger.

Ponpes Al-Anwar Gelar Bhakti Sosial ,Dan Lomba Jalan Sehat

Sabtu, 04 Januari 2014


Rembang
Tak seperti  biasanya, Jalan Raya Pantura  Kecamatan  Sarang , pada Jumat Sore  (4/1), menjadi padat. Banyak warga sekitar keluar dari rumah untuk melihat  iring-iringan puluhan becak hias dengan penumpang anak-anak   yang  diiringi dengan musik  Drumband   memenuhi jalan setempat.   Iring-Iringan pawai becak dan gerak jalan  itu dalam rangka Hari Ulang Tahun ke 47 Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang    puncak  rangkaian kegiatan  dijadwalkan berakhir hari minggu ( 6/1) 

“Kegiatan ini  digelar dalam rangka memperingati  maulid nabi Muhammad S.A.W sekaligus   hari ulang tahuan Pondok Pesantren  Al Anwar ke 47 , kegiatan  ini kami  gelar  sebagai bentuk kepedulian sosial  pondok  pesantren terhadap warga masyarakat “Ungkap  KH Majid Kamil salah satu putra KH.Maimun Zubair Pendiri  Ponpes Al-Anwar  Sarang 




Gus Kamil sapaan Akrab KH Majid Kamil  menambahkan  adapun rangkain kegiatan diawali dengan gerak jalan sehat dengan peserta  para siswa –siswi dari mulai TK SD SMP SMA MI  MTS hingga siswa Madrasah Aliyah  dan diakhiri dengan  Khitanan Massal 40 anak ,kegiatan yang seluruh pesertanya  terdiri dari anak pondok dan anak kampung  ini bertujuan agar siswa siswi pondok dan  anak –anak kampung  bisa  berbaur  saling mengisi  terutama dalam hal pendidikan “ungkapnya 

Gus Kamil menambahkan pelaksanaan Khitanan Massal  terakhir   akan kami laksanakan di Ponpes Alanwar sekaligus pemberian puluhan berbagai  hadiah lomba pada besok  minggu pagi “pungkasnya
Berdasarkan  data yang  dihimpun  Ponpes  Al-Anwar yang berada di tengah pemukiman warga masyarakat Desa  Karangmangu Sarang  didirikan oleh KH. Maimun Zubair pada tahun 1967. Pondok ini pada mulanya adalah sebuah kelompok pengajian yang dirintis oleh KH. Ahmad Syuaib dan KH. Zubair Dahlan. Kelompok pengajian tersebut pada awalnya dilaksanakan di mushalla. Pada perkembangan selanjutnya kedua perintis tersebut mendirikan tiga komplek bangunan, yaitu komplek A, B dan C.

Komplek B dikembangkan oleh KH. Abdul Rochim Ahmad menjadi PP Ma’hadul Ulumis Syar’iyah. Sedang komplek A dikembangkan menjadi  PP Al-Anwar oleh KH. Maimun Zubair, putra KH. Zubair Dahlan. Latar belakang pendirian pondok di samping untuk melanjutkan kegiatan pengajian, juga dilatarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar yang umumnya berpenghasilan rendah sebagai nelayan.

Perkembangan jumlah santri PP. Al-Anwar yang cukup pesat, menuntut adanya pembangunan di bidang fisik. Pada tahun 1971 musholla direnovasi dengan menambahkan bangunan diatasnya yang kemudian disebut dengan Khos Darussalam, juga dibangun sebuah kantor yang berada sebelah Selatan Rumah KH.Memun   Seiring dengan bertambahnya santri maka pembangunan secara fisik pun terus dilakukan. Tercatat pada tahun 1973 dibangun Khos Darunna’im, tahun 1975 Khos Nurul Huda, tahun 1980 Khos AF, dan masih banyak lagi pembangunan fisik yang yang lain. terakhir dibangunnya gedung serbaguna PP. Al-Anwar berlantai lima pada tahun 2004 dan juga pada tahun 2005 dibangun Ruwaq Daruttauhid PP. Al-Anwar yang setelah selesai pengerjaannya digunakan sebagai tempat pertemuan (Multaqo) alumni Sayyid Muhammad Alawy al Maliki Makkah al Mukarromah.

Pada tahun 1977, KH. Maimun Zubair mengembangkan pesantren dengan mendirikan PP putri Al-Anwar. berawal dari sebidang tanah yang dimiliki dan hasil pembelian tanah milik tetangga, beliau termotivasi akan kondisi masyarakat sekitar pada saat itu yang belum rutin mengerjakan sholat 5 waktu serta minimnya kemampuan mereka dalam membaca Al Qur’an. Sebagai langkah awal, lalu dibangunlah sebuah musholla di belakang rumah yang semula berdindingkan anyaman bambu.

Lambat laun masyarakat menunjukkan perubahan, mereka mulai suka pergi ke musholla untuk mengikuti segala kegiatan yang dilaksanakan disana, mulai dari sholat jama’ah hingga dzibaiyyah yang dilakukan setiap malam jum’ah, dan juga banyak dari anak-anak mereka yang akhirnya mulai menetap di musholla. Hingga sekarang (Tahun 2008) PP. Putri Al-Anwar mengalami perkembangan yang pesat dengan 500 santri yang menetap dan dengan fasilitas 29 kamar, perpustakaan, 6 auditorium.

Perkembangan pesantren yang diasuh tokoh yang sangat antipati terhadap penggunaan istilah kitab salaf dengan nama kitab kuning (karena dinilai merupakan suatu penghinaan terhadap kitab salaf) ini sangat signifikan. Pada tahun 2007 Jumlah santri Al-Anwar mencapai lebih dari 2000 Santri, yang berasal dari berbagai penjuru daerah di Indonesia, baik Jawa maupun luar jawa seperti Kalimantan, Sulawesi, Lampung, bahkan Papua. Dan juga dari berbagai latar belakang pendidikan mulai dari SD/MI, SLTP, SLTP sampai Sarjana.

Pada tahun 1995 KH. M. Najih Maimoen, putra KH. Maimun Zubair yang juga alumni dari pesantren Abuya Sayyid Muhammad Alawy Makkah Al Mukarromah merintis pendirian khos Darussohihain di bawah pengawasan Abuya Sayyid Muhammad Alawy Al Maliky. Dan juga didirikan Khos yang khusus sebagai wadah bagi santri-santri putri yang berkeinginan untuk menghafal Al qur’an pada tahun 1996 di bawah asuhan Ibu Nyai Hj. Mutamimah Najih Maimoen.

Sistim pendidikan yang diterapkan di pesantren Al-Anwar adalah sistim salafiyah di mana para santri diwajibkan mengikuti pengajian Masyayeh atau ustadz baik dengan pendekatan sistem bandongan (bersama-sama) maupun sorogan (individual). juga diharuskan bagi santri untuk mengikuti pendidikan Muhadloroh atau Madrasah Ghozaliyyah, sampai tingkat aliyah, dan melanjutkan pada PPTM (Ma’had ‘Aly) yang mana jenjang pendidikannya adalah dua tahun.(Hasan)

Share this article on :

0 komentar :

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 HIPSI REMBANG All Rights Reserved.
Template Design by kang toebz | Published by Templates | Powered by Blogger.com .