Diberdayakan oleh Blogger.

Penderita Cikungunya Dan DB Menyebar Di 14 Kecamatan

Kamis, 23 Januari 2014

Rembang //

Wakil Bupati Rembang H. Abdul Hafidz meminta kepada Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Rembang untuk proaktif dalam penanganan penyakit menular di musim penghujan ini terutama chikungunya dan demam berdarah. Instruksi disampaikan kala melihat fogging di Desa Ketanggi yang termasuk endemik di wilayah Kecamatan Kota.

Abdul Hafidz ungkapkan pada awal tahun 2014 tercatat 78 kasus chikungunya dan demam berdarah. Apresiasi diberikan Wabup kepada DKK Kabupaten Rembang karena tindakan konkret dalam mengatasi penyebaran penyakit agar tidak meluas dan tidak terlalu banyak prosedur
birokrasi. “Harus terus berkoordinasi dan penanganan terus digalakkan. Selain itu tidak hanya pengobatan, pencegahan merupakan hal yang jauh lebih penting, oleh karena itu diperlukan sosialisasi pencegahan di masyarakat,” pintanya.


 Sementara itu Kepala DKK dr Ali Syofii mengatakan terjadinya penyakit chikungunya dan demam berdarah dimulai di Bulan November yakni di Desa Magersari Kecamatan Rembang terdapat 6 kasus, Desa Waru 20 kasus, pancur 27 kasus, Lasem 26 kasus, Sulang 32 kasus. Di bulan Januari penderita chikungunya dan demam berdarah sudah mencapai 78 kasus hampir diseluruh kecamatan. “Penyebab chikungunya dan demam berdarah sama yakni virus yang dibawa oleh nyamuk aides aigepty oleh karena itu jika terjadi chikungunya dikhawatirkan sebentar lagi akan terjadi demam berdarah. Namun demikian pada tahun 2013 kasus DB di Rembang menurun dibanding tahun sebelumnya,” paparnya.

Agar tidak meluas sambung Ali Syofii, DKK sudah mengadakan langkah-langkah yaitu pengobatan untuk penderita, penyelidikan epidemiologi dilingkungan sekitar korban, jika ditemukan jentik-jentik
dan nyamuk disekitar rumah penderita dilakukan fogging diseratus rumah sekitar rumah penderita. Hal lain yang dilakukan adalah penyuluhan cara penanggulangan. “Hal yang lebih penting dan paling efektif adalah pemberantasan sarang nyamuk melalui 3 M yaitu menguras, menutup dan mengubur barang-barang bekas yang beresiko menyimpan air dan dilakukan secara serempak,” ujarnya.

Sedangkan untuk foging tambah Ali Syofii tindakan tersebut kurang efektif selain biaya tinggi yaitu mencapai Rp 400 rb – 500 rb sekali foging. Juga hanya membunuh nyamuk dewasa bukan jentik-jentik atau telur nyamuk. “Namun demikian tahun 2014 dianggarkan cukup untuk
kegiatan selama satu tahun ini,” imbuhnya.

Dalam kegiatan tersebut Wakil Bupati bersama rombongan selain melihat kegiatan foging juga menjenguk kondisi rumah korban penderita chikungunya.(Hasan)
Share this article on :

0 komentar :

Posting Komentar

 
© Copyright 2010-2011 HIPSI REMBANG All Rights Reserved.
Template Design by kang toebz | Published by Templates | Powered by Blogger.com .